Kerja Sama PLN Indonesia Power dan Perusahaan Global Dukung Transisi Energi
- Jumat, 04 Oktober 2024
Jakarta - PLN Indonesia Power berpartisipasi dalam ajang Indonesia International Sustainability Forum (IISF) 2024 dengan memperkenalkan sejumlah terobosan guna mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060. Salah satu langkah terbaru adalah kerja sama PLN Indonesia Power dengan ACWA Power, Pupuk Indonesia, dan PLN Energi Primer Indonesia untuk pengembangan green hydrogen terintegrasi. Selain itu, PLN Indonesia Power juga bekerja sama dengan Ishikawajima-Harima Heavy Industries (IHI) Corporation dalam pengembangan program ammonia cofiring. Keduanya bertujuan mengembangkan potensi Energi Baru Terbarukan di Indonesia.
Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menyatakan bahwa perusahaan terus melakukan berbagai inovasi dalam transisi energi guna mencapai Net Zero Emission pada 2060. PLN Indonesia Power fokus pada pengembangan energi terbarukan dan inovasi untuk menekan emisi karbon.
"Kami berkomitmen untuk menekan emisi karbon dari sektor kelistrikan, termasuk di sektor transportasi melalui pengembangan ekosistem hidrogen," ungkap Edwin.
Baca JugaPLN Enjiniring Kembangkan Pasar Oksigen Rendah Karbon, Tim GOXY Raih Juara III di HLN ke-79
Untuk mempercepat pengembangan energi terbarukan dan inovasi, PLN Indonesia Power menggandeng mitra global seperti ACWA Power dan IHI Corporation. Kedua perusahaan ini membantu PLN dalam mengembangkan potensi energi terbarukan di Indonesia.
PLN Indonesia Power, ACWA Power, Pupuk Indonesia, dan PLN Energi Primer Indonesia bekerja sama dalam Garuda Hidrogen Project. Proyek ini menghasilkan green hydrogen sebagai produk akhir dari energi hijau yang dihasilkan oleh pembangkit energi terbarukan. Green hydrogen ini diperkirakan akan mencapai 15 KTPA dan berkontribusi pada peningkatan penggunaan energi hijau di perusahaan.
"Green hydrogen adalah salah satu inovasi beyond kWh yang kami kembangkan melalui pembangkit energi yang bertransformasi menuju energi hijau," kata Edwin.
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, menambahkan bahwa green hydrogen berperan sebagai bahan baku utama dalam produksi amonia hijau yang digunakan untuk pupuk urea dan NPK. Ini mendukung keberlanjutan pasokan bahan baku industri pupuk nasional dan berkontribusi pada pencapaian target Net Zero Emission.
Menurut Vice President South & South East Asia of ACWA Power, Salman Baray, kerja sama ini dapat menjadi pelopor dalam pengembangan green hydrogen untuk mendukung industri rendah emisi. "Kami optimis bahwa kerja sama ini akan membantu mengurangi emisi dan menekan perubahan iklim," ujar Salman.
Di sisi lain, kerja sama dengan IHI Corporation berfokus pada penyesuaian teknologi pada boiler Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Labuan untuk program ammonia cofiring. PLN Indonesia Power berharap dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan menurunkan emisi gas rumah kaca melalui teknologi ini.
"Teknologi burner dan vaporizer yang dikembangkan oleh IHI Corporation akan membuka peluang bagi PLN Indonesia Power untuk menjadi pemain utama dalam pasar energi hijau global," terang Edwin.
Chief Representative Indonesia Business Development Headquarters IHI Corporation, Souichi Nakajima, mengungkapkan kebanggaannya atas kemitraan ini dan menekankan pentingnya fokus pada teknologi green energy. "Kami percaya teknologi green ammonia ini akan menjadi bagian penting dalam transisi energi bersih di Indonesia dan dunia," jelas Nakajima.
Redaksi
variaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Apa Itu Press Release? Cara Efektif Meningkatkan Visibilitas Brand Kamu
- Selasa, 22 Oktober 2024
Berita Lainnya
Fasilitas Hidrogen Hijau Terbesar, PLN EPI dan Sembcorp Ambisi Energi Bersih
- Selasa, 29 Oktober 2024
Dorong Ekosistem Hijau, Sembcorp dan PLN EPI Bangun Fasilitas Hidrogen
- Selasa, 29 Oktober 2024
Sembcorp dan PLN EPI Bersinergi Ciptakan Pusat Hidrogen Hijau di ASEAN
- Rabu, 30 Oktober 2024
Kerjasama PLN EPI-Sembcorp, Fasilitas Hidrogen Hijau untuk Asia Tenggara
- Selasa, 29 Oktober 2024