29 Tahun PLN Indonesia Power: Mengubah Lanskap Energi Nasional

Rabu, 16 Oktober 2024 | 13:33:49 WIB

Jakarta - PLN Indonesia Power (PLN IP) merayakan ulang tahun ke-29 pada 3 Oktober 2024. Selama perjalanan yang hampir tiga dekade ini, PLN IP telah melakukan berbagai inovasi untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional, sambil berkomitmen menuju _Net Zero Emission_ pada tahun 2060. Di bawah arahan Menteri BUMN Erick Thohir, PLN IP telah memainkan peran penting dalam menjadikan PT PLN (Persero) sebagai salah satu dari _Top 500 Global Company_ serta pilihan utama dalam solusi energi di Indonesia.

Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PLN, menjelaskan bahwa PLN Indonesia Power telah bertransformasi menjadi perusahaan yang lebih berorientasi masa depan, dengan fokus pada pengembangan energi bersih.

“Di usia yang ke-29, PLN Indonesia Power telah berhasil beralih dari perspektif yang konservatif menjadi lebih progresif. Kami telah siap menghadapi tantangan untuk membangun masa depan yang lebih baik,” ujar Darmawan.

Edwin Nugraha Putra, Direktur Utama PLN Indonesia Power, menekankan bahwa perjalanan selama 29 tahun ini tidaklah mudah. PLN IP kini bersiap untuk melanjutkan Transformasi 2.0 setelah keberhasilan Transformasi 1.0 tahun ini.

“Seiring bertambahnya usia, PLN Indonesia Power semakin mampu beradaptasi dan berinovasi untuk memenuhi tantangan global,” kata Edwin.

Sebagai _Global Player Geothermal_ nomor dua di dunia, PLN Indonesia Power mengelola kapasitas 1.107,5 MW dari energi panas bumi dan terus mengembangkan sumber energi terbarukan.

Proyek terbaru yang diluncurkan mencakup Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede dengan kapasitas 110 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung di Waduk Singkarak sebesar 50 MW, serta _Green Hydrogen Plant_ di Kamojang. Semua inisiatif ini dilakukan dalam kemitraan dengan perusahaan global terkemuka.

Edwin juga menyoroti pembangunan pabrik Solar PV terbesar di Indonesia, yang merupakan bagian dari program _Accelerated Renewable Energy Development_ (ARED). Selain itu, PLTU Suralaya 9-10 yang mengadopsi teknologi _Ultra Selective Catalytic Production_ semakin memperkuat komitmen perusahaan terhadap pengembangan energi rendah karbon.

Dalam rangka mendukung transisi energi, PLN Indonesia Power telah memulai proyek Hijaunesia pada tahun 2023, yang mencakup pembangunan 12 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan 1 Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dengan total kapasitas 1.055 MW.

Perusahaan juga berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon dan meningkatkan efisiensi energi, seperti yang dibuktikan dengan penerbitan sertifikat penurunan emisi dari PLTM Gunung Wugul yang diperdagangkan di Bursa Carbon Indonesia. Inisiatif _cofiring_ menggunakan biomassa di PLTU juga telah menunjukkan hasil yang memuaskan.

Edwin menambahkan bahwa penerapan teknologi digital seperti _Advanced Analytics_ dan _Machine Learning_ sangat penting untuk meningkatkan efisiensi dan keandalan aset PLN Indonesia Power.

Untuk informasi lebih lanjut tentang PLN Indonesia Power, kunjungi portal www.plnindonesiapower.co.id.

Terkini