PGN dan Ekonomi Hijau: Langkah Menuju Masa Depan yang Berkelanjutan

Rabu, 16 Oktober 2024 | 12:32:55 WIB

Jakarta – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), sebagai Subholding Gas PT Pertamina Persero, mengumumkan dua jalur pengembangan bisnis yang sejalan dengan Asta Cita Pemerintah 2024–2029 di bawah kepemimpinan Prabowo-Gibran. Fokus utama PGN adalah mengoptimalkan peran gas bumi sebagai energi transisi dan sumber energi baru terbarukan untuk mendukung ketahanan energi demi Visi Indonesia Emas 2045.

Dalam penjelasannya, Rosa Permata Sari, Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, menyampaikan bahwa dua jalur ini mencakup pengembangan legacy business, yaitu gas bumi, dan transisi ke Low Carbon Business. Semua jalur ini terintegrasi dalam enam program strategis yang telah ditetapkan.

"Program pertama adalah pembangunan infrastruktur pipa transmisi dan distribusi gas, yang bertujuan meningkatkan konektivitas antar daerah dan memperluas akses gas bagi pengguna baru," ungkap Rosa dalam sesi diskusi bertema “Opportunity in Providing Clean Energy for Industry” di REPNAS National Conference pada 14 Oktober.

Peningkatan infrastruktur gas ini sejalan dengan agenda swasembada energi dan ekonomi hijau yang menjadi fokus kedua Asta Cita Prabowo-Gibran. Dalam konteks ini, PGN berupaya membangun terminal penerima gas, jaringan distribusi, serta mengalihkan penggunaan BBM ke gas dan listrik untuk kendaraan bermotor.

"Gas bumi memiliki peran krusial dalam mencapai Visi Emas Indonesia 2045, karena merupakan sumber energi terbersih dibandingkan sumber fosil lainnya. Ini membuat gas bumi sangat strategis sebagai energi transisi menuju Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060," tambahnya.

Sebagai salah satu produsen gas bumi, Indonesia memiliki potensi untuk mengurangi ketergantungan pada LPG impor, yang selama ini menjadi beban keuangan negara.

"Pengembangan Jaringan Gas (Jargas) untuk rumah tangga mendukung kemandirian energi, karena saat ini kemampuan penyediaan LPG domestik hanya sekitar 30% dari kebutuhan. Dengan memanfaatkan gas bumi, kita bisa mengurangi ketergantungan pada impor LPG dan menghemat devisa," jelas Rosa.

Jargas merupakan salah satu dari enam program strategis PGN, sementara pembangunan Terminal Penerima LNG dan LNG Hub merupakan langkah penting lainnya. Selain itu, optimalisasi aset Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) juga menjadi prioritas, mengingat kebutuhan BBG tetap ada baik untuk kendaraan pribadi maupun transportasi umum di era transisi ini.

"Gas bumi akan memainkan peran penting dalam menciptakan ekosistem energi bersih," tegasnya.

Dua program strategis lainnya berkaitan dengan Dekarbonisasi melalui Carbon Capture dan pengembangan Energi Baru Terbarukan. "Kami berkomitmen untuk membuka peluang kemitraan dalam inisiatif ini," ujarnya.

Inisiatif ini sejalan dengan komitmen untuk mempercepat dekarbonisasi, mendukung arah Ekonomi Hijau dalam Asta Cita.

"Kolaborasi adalah kunci dalam mencapai tujuan ini. Mari kita bergandeng tangan untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 dengan sumber energi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan," tutup Rosa.

Terkini